Rabu, 30 April 2014

Mengurangi Emisi Global

Mengurangi Emisi Global

Kalangan pakar berkali-kali menekankan bahwa emisi gas rumah kaca global terus meningkat. tanpa perubahan yang radikal, generasi penerus akan hidup dibumi yang jauh lebih hangat namun ini masih bisa dicegah dengan :

  • Membantu Generasi Penerus
Tren kenaikan emisi gas rumah kaca masih bisa dibalikkan. Menurut laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), energi terbarukan dapat memenuhi hampir 80 persenkebutuhan energi global pada tahun 2050.

  • CO2 : Keprihatinan Utama
Karbondioksida dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil menjadi salah satu penyebab utama perubahan iklim. Kalau manusia terus menghasilkan CO2 seperti sekarang, rata-rata suhu bumi akan naik 6 derajat Celsius pada akhir abad ini, menurut temuan studi.

  •  Harus Berpikir Ulang
Meski ingin keluar dari energi nuklir, Jerman masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil. Menurut IPCC, umat manusia hanya dapat menghentikan pemanasan global dengan meninggalkan penggunaan bahan bakar fosil sebagai sumber energi. Karena alasan ini, 80-90 persen cadangan batubara, minyak bumi dan gas yang masih ada tidak boleh disentuh.

  • Energi Bebas CO2
Tim riset dari Pusat Penerbangan dan Antariksa Jerman (DLR) memprediksi kombinasi sumber energi global pada tahun 2050. Dari total energi yang dibutuhkan, 28 persen bisa tertutupi oleh tenaga surya, 24 persen datang dari energi panas bumi, 15 persen dari biomassa, 10 persen terpenuhi dari tenaga angin dan 4 persen dari tenaga air.

  • Membangun ke Atas
Teknologi yang diperlukan untuk transisi energi global sudah tersedia. Nantinya lebih banyak rumah akan terlihat seperti Solar Settlement ini di Freiburg, bagian barat daya Jerman. Dalam komunitas 59 rumah ini, setiap bangunan memproduksi lebih banyak energi ketimbang yang dikonsumsi.

  •  Harus Lebih Efisien
Kompleks menara dari tahun 1968 ini baru saja diinsulasi ulang dan setiap apartemen dilengkapi sistem ventilasi baru, mengurangi biaya energi hingga 80 persen. Bangunan ini juga terletak di Freiburg.

  • Aturan Penghematan Energi
Standar aturan dan standar energi juga dapat membantu menghemat penggunaan energi. Lampu LED modern hanya membutuhkan sepersepuluh energi yang diperlukan bohlam lampu tradisional. Pelarangan secara bertahap dalam menjual bohlam tradisional di Uni Eropa telah berhasil mempercepat peralihan.

  •  Efisiensi Skala Besar
Taman energi angin ini memenuhi kebutuhan energi sekitar 1.900 rumah di Jerman. Tenaga angin saat ini menyuplai 30 persen kebutuhan listrik di Denmark, 10 persen di Jerman dan 3 persen di Cina. Di tingkat global, energi angin merupakan sumber energi yang berpotensi besar untuk tumbuh.

  • Tumbuh Pemanasan Global
Seperti di Ethiopia, pekerjaan baru dan energi murah tanpa emisi CO2 adalah sesuatu yang mungkin, menurut para ahli. Tidak hanya penting dalam menghentikan pemanasan global, namun mereka berargumen bahwa transisi ke ekonomi hijau juga dapat membantu pembangunan serta pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia.

Sumber : http://www.dw.de/mengurangi-emisi-global/g-17338117

Membuat Nilon dari Sampah Kayu

Membuat Nilon dari Sampah Kayu

Metode produksi nilon tanpa minyak bumi sudah lama dicari, dan tidak seperti produksi plastik sintesis lainnya, solusinya diharapkan tak memakai tanaman pangan. Periset Jerman menawarkan bakteri tanah.Galur kuman bernama Pseudomonas putida atau lebih spesifiknya P. putida KT2440 dapat menguraikan lignin atau zat kayu untuk memproduksi asam adipat, yang menjadi komponen dasar nilon berkualitas tinggi.

"Produksi bioteknis menjadi alternatif bagi produksi nilon dari minyak bumi yang menyerap energi dan menghasilkan gas rumah kaca," ujar Christoph Wittmann, seorang profesor sistem bioteknologi berusia 47 tahun dari Universitas Saarland.

Sejak April 2014, riset oleh Wittmann dan para koleganya bertujuan mengoptimalkan proses mensintesis sehingga nantinya dapat digunakan oleh industri. Mereka telah mengamankan paten untuk temuan ini. Sumber daya alam yang terus menipis dan ledakan populasi global mendorong naiknya kebutuhan atas plastik dari bahan mentah terbarukan. Pakar bioteknologi di seluruh dunia sibuk mengembangkan teknik baru untuk menggantikan produksi plastik dari minyak bumi.

Jumlah plastik organik atau bioplastik, yang sebagian atau sepenuhnya terbuat dari bahan terbarukan, saat ini baru sepersekian dari total plastik yang diproduksi secara global. Menurut European Bioplastics, sebuah asosiasi di Berlin yang menaungi sekitar 70 perusahaan, jumlahnya masih di bawah 1 persen. Sebuah studi oleh Nova Institute, yang fokus pada bioteknologi, menemukan jumlahnya sekitar 1,5 persen atau 3,5 juta ton pada tahun 2011.

Berapapun jumlah pastinya, para pakar sepakat bahwa porsi plastik organik akan meningkat. Nova Institute memperkirakan jumlah bioplastik akan berlipat ganda pada tahun 2020, dan European Bioplastics memperkirakan mulai tahun 2017 produksi plastik organik akan mencapai 7 juta ton per tahun.

Studi Nova Institute menunjukkan bagaimana bahan kimia baru dapat dengan cepat mengubah pasar. Sejak Coca Cola Company menggunakan botol yang sebagian terbuat dari plastik berbahan organik, yang disebut PET, produksi tahunan botol jenis ini akan naik dari 600.000 ton menjadi 5 juta ton pada tahun 2020.

Raksasa kimia BASF juga tengah menggelar riset penggunaan lignin, yang terkonsentrasi pada dinding sel kayu, dan berada di peringkat kedua setelah selulosa sebagai bahan organik dengan jumlah terbanyak di muka bumi.

"Sebagai molekul makro yang sangat kompleks, lignin bisa dimanfaatkan sebagai material organik," jelas Carsten Sieden, direktur riset biokatalis BASF. Ini akan menjadi alternatif yang bagus karena seringkali lignin pada batang pohon hanya menjadi sampah, contohnya di pabrik produsen kertas.

Nilon asli adalah produk yang lebih tahan lama ketimbang jenis plastik lain yang telah diproduksi secara bioteknis, seperti contohnya kantong plastik untuk belanja. Tidak hanya digunakan untuk stoking perempuan, nilon juga dipakai untuk produk yang dimaksudkan untuk bertahan berdekade lamanya seperti onderdil mobil, steker dan tali.

Wittmann memandang berkurangnya kebutuhan energi membuat metode produksi nilon gagasannya lebih unggul daripada proses petrokimia yang konvensional. Dan keunggulan lainnya adalah asam adipat bisa diproduksi dari lignin, yang biasanya dianggap sampah, dan bukan tanaman pangan seperti jagung atau bit gula.


"Ini penting mengingat debat 'pangan atau bahan bakar," catatnya, merujuk pada kontroversi seputar pengalihan lahan pertanian untuk biofuel atau produksi bioplastik. Namun sejumlah kendala masih harus diatasi sebelum metode ini dapat dipakai industri. "Harus dibuktikan dulu bahwa produk bioteknis kualitasnya sama bagus dengan produk petrokimia," ungkapnya. Inilah target Wittman dan timnya dalam tiga tahun mendatang, dalam sebuah proyek yang mendapat kucuran dana senilai 1,4 juta Euro dari Kementerian Riset dan Pendidikan Jerman.

Sumber : www.dw.de/indonesia

Minggu, 27 April 2014

Enemy at the Gates

         Enemy at the Gates adalah sebuah film yang disutradarai oleh Jean-Jacques Annaud pada tahun 2001, dan diadaptasi dari sebuah buku yang ditulis oleh William Craig yang menceritakan tentang perang antara Nazi Jerman dengan Uni Soviet di Stalingrad pada musim semi tahun 1942. Dalam perang itu, pasukan Uni Soviet terpukul hebat di garis depan sehingga kota Stalingrad terancam jatuh ke tangan Jerman. Jika kota itu jatuh, Uni Soviet bisa runtuh di tangan musuh.

            Dalam keadaan kritis dan tentara Rusia mengalami demoralisasi itulah, seorang pahlawan sangat dibutuhkan. Kehadiran seorang prajurit muda Soviet bernama Vassili Zaitsev (Jude Law) menarik perhatian seorang perwira propaganda yang ambisius, Commisar Danilov (Joseph Fiennes) karena Vassili ternyata punya kemampuan menembak jitu dari jarak jauh.

            Dengan dukungan seorang perwira tinggi Soviet, Nikita Khrushchev (Bob Hoskin), Danilov pun merekrut Vassili menjadi penembak jitu untuk membunuh para perwira Nazi Jerman. Pilihan Danilov ternyata tidak keliru karena Vassili berhasil membunuh sederat perwira Jerman. Keberhasilan Vasilli dipublikasikan Danilov sehingga membangkitkan harapan dalam hati para tentara Soviet untuk mengusir Jerman keluar dari Stalingrad, bahkan dari tanah airnya.

            Walau telah berkali-kali sukses melaksanakan tugasnya sehingga namanya menjadi momok bagi pasukan Jerman terutama jajaran perwiranya, ternyata Vassili memiliki keraguan bisa memenuhi harapan yang dibebankan padanya. Di sisi lain, ia harus bersaing dengan Danilov dalam mendapatkan cinta seorang penerjemah cantik, Tania (Rachel Weisz). Sementara itu, tidak mau menderita kerugian lebih jauh, pihak Jerman akhirnya mengirim seorang penembak jitunya yang paling tangguh, Mayor Konig (Ed Harris) untuk memburu Vassili.  

            Maksud film ini adalah untuk menggambarkan peran propaganda di kedua kubu dalam perang ini dan memperalat peperangan penembak jitu (sniper - warfare) sebagai metafora pertempuran dahsyat antara kedua tentara ini. Film ini banyak dikritik di Rusia dan di Eropa karena dianggap tidak akurat secara historis. Meskipun demikian, film ini lumayan sukses.


Sepatu Dahlan

Sinopsis Film Sepatu Dahlan

               Film ini akan menampilkan tentang kisah hidup Dahlan Iskan, sosok yang saat ini menjabat sebagai Menteri BUMN Republik Indonesia. Film ini akan lebih memfokuskan pada kisah hidup Dahlan Iskan saat masih kecil saja. Filmnya dibintangi oleh Aji Santosa sebagai Dahlan Iskan, Donny Damara, Kinaryosih, dan Bima Azriel.

        Film ini mengisahkan tentang seorang bocah bernama Dahlan yang memiliki prinsip "Miskin Bermartabat Kaya Bermanfaat". Hingga waktu kecil keinginannya hanya memliki sepatu dan sepeda yang selalu dia benamkan dalam impiannya. Kemiskinan yang dirasakan orang tuanya dan umumnya masyarakat Kebon Dalem, sebuah desa kecil di Magetan. Tidak menyurutkan Dahlan untuk tidak bersekolah walau harus bertelanjang kaki, melangkah puluhan kilometer untuk tetap bisa masuk sekolah yang tidak jarang kakinya lecet bahkan melepuh.

            Walaupun perjalanan pergi pulang dari pesantren Madrasah Tsanawiyah di Pesantren Takeran yang jaraknya dua kali lipat dari jarak sekolahnya dahulu tetap dengan tabah dijalani. ketika Maryati, seorang teman memaksa Dahlan untuk belajar menaiki sepeda miliknya, tapi justru malah Dahlan yang mengakibatkan rusaknya sepeda Maryati sehingga membuat berang ayah Maryati. Akhirnya sepeda yang rusak itupun diganti dengan seekor kambing milik ayah Dahlan.

           Itulah kisah dimana awalnya seorang Dahlan mempunyai sepeda yang membuat perasaan Dahlan kecil sangat bersalah. Keluarga Dahlan sangatlah miskin bahkan untuk sarapan saja hanya secangkir teh. Terkadang Dahlan dan adiknya, lebih sering mengikatkan sarung di perut, untuk menahan lapar. Namun tetap impian mempunyai sepatu sekolah terus timbul tenggelam diantara rasa lapar dan punah impiannya untuk memiliki sepatu dimana disaat ibunya meninggal dunia.

            Sesekali ada kegirangan dalam hatinya, disaat cintanya mulai bersemi pada Aisha, sang pujaan hati. Namun, Dahlan tidak kuasa mengungkapkan kondisinya kepada Aisha, dimana ketika Dahlan sebagai kapten tim voli Pesantren Takeran yang harus menghadapi situasi yang sulit. Dikarenakan panitia penyelenggara mengharuskan peserta agar memakai sepatu untuk dapat mengikuti pertandingan voli pada tingkat kecamatan.