Membuat
Nilon dari Sampah Kayu
Metode produksi nilon tanpa minyak bumi sudah lama
dicari, dan tidak seperti produksi plastik sintesis lainnya, solusinya
diharapkan tak memakai tanaman pangan. Periset Jerman menawarkan bakteri tanah.Galur
kuman bernama Pseudomonas putida atau lebih spesifiknya P. putida KT2440 dapat
menguraikan lignin atau zat kayu untuk memproduksi asam adipat, yang menjadi
komponen dasar nilon berkualitas tinggi.
"Produksi bioteknis menjadi alternatif bagi
produksi nilon dari minyak bumi yang menyerap energi dan menghasilkan gas rumah
kaca," ujar Christoph Wittmann, seorang profesor sistem bioteknologi
berusia 47 tahun dari Universitas Saarland.
Sejak April 2014, riset oleh Wittmann dan para
koleganya bertujuan mengoptimalkan proses mensintesis sehingga nantinya dapat
digunakan oleh industri. Mereka telah mengamankan paten untuk temuan ini. Sumber
daya alam yang terus menipis dan ledakan populasi global mendorong naiknya
kebutuhan atas plastik dari bahan mentah terbarukan. Pakar bioteknologi di
seluruh dunia sibuk mengembangkan teknik baru untuk menggantikan produksi
plastik dari minyak bumi.
Jumlah plastik organik atau bioplastik, yang sebagian
atau sepenuhnya terbuat dari bahan terbarukan, saat ini baru sepersekian dari
total plastik yang diproduksi secara global. Menurut European Bioplastics,
sebuah asosiasi di Berlin yang menaungi sekitar 70 perusahaan, jumlahnya masih
di bawah 1 persen. Sebuah studi oleh Nova Institute, yang fokus pada
bioteknologi, menemukan jumlahnya sekitar 1,5 persen atau 3,5 juta ton pada
tahun 2011.
Berapapun jumlah pastinya, para pakar sepakat bahwa
porsi plastik organik akan meningkat. Nova Institute memperkirakan jumlah
bioplastik akan berlipat ganda pada tahun 2020, dan European Bioplastics
memperkirakan mulai tahun 2017 produksi plastik organik akan mencapai 7 juta
ton per tahun.
Studi Nova Institute menunjukkan bagaimana bahan kimia
baru dapat dengan cepat mengubah pasar. Sejak Coca Cola Company menggunakan
botol yang sebagian terbuat dari plastik berbahan organik, yang disebut PET,
produksi tahunan botol jenis ini akan naik dari 600.000 ton menjadi 5 juta ton
pada tahun 2020.
Raksasa kimia BASF juga tengah menggelar riset
penggunaan lignin, yang terkonsentrasi pada dinding sel kayu, dan berada di
peringkat kedua setelah selulosa sebagai bahan organik dengan jumlah terbanyak
di muka bumi.
"Sebagai molekul makro yang sangat kompleks, lignin
bisa dimanfaatkan sebagai material organik," jelas Carsten Sieden,
direktur riset biokatalis BASF. Ini akan menjadi alternatif yang bagus karena
seringkali lignin pada batang pohon hanya menjadi sampah, contohnya di pabrik
produsen kertas.
Nilon asli adalah produk yang lebih tahan lama
ketimbang jenis plastik lain yang telah diproduksi secara bioteknis, seperti
contohnya kantong plastik untuk belanja. Tidak hanya digunakan untuk stoking
perempuan, nilon juga dipakai untuk produk yang dimaksudkan untuk bertahan
berdekade lamanya seperti onderdil mobil, steker dan tali.
Wittmann memandang berkurangnya kebutuhan energi
membuat metode produksi nilon gagasannya lebih unggul daripada proses
petrokimia yang konvensional. Dan keunggulan lainnya adalah asam adipat bisa
diproduksi dari lignin, yang biasanya dianggap sampah, dan bukan tanaman pangan
seperti jagung atau bit gula.
"Ini penting mengingat debat 'pangan atau bahan
bakar," catatnya, merujuk pada kontroversi seputar pengalihan lahan pertanian
untuk biofuel atau produksi bioplastik. Namun sejumlah kendala masih harus
diatasi sebelum metode ini dapat dipakai industri. "Harus dibuktikan dulu
bahwa produk bioteknis kualitasnya sama bagus dengan produk petrokimia,"
ungkapnya. Inilah target Wittman dan timnya dalam tiga tahun mendatang, dalam
sebuah proyek yang mendapat kucuran dana senilai 1,4 juta Euro dari Kementerian
Riset dan Pendidikan Jerman.
Sumber : www.dw.de/indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar