Sistem penyaringan air baru kelak bisa
menyelamatkan jutaan nyawa manusia. Pembuatannya mudah dan komponen utamanya
hanyalah kayu. Xylem adalah jaringan pengangkut pada
tumbuhan berpembuluh yang berfungsi menyalurkan nutrisi dari akar ke daun.
Xylem juga disebut sebagai pembuluh kayu. Di benak Rohit Karnik, seorang
peneliti di Massachusetts Institute of Technology, terbersit ide untuk
memanfaatkan xylem sebagai saringan air murah yang berasal dari alam. Karena
xylem memiliki membran yang pori-pori rapat, sehingga hanya partikel berukuran
nano saja yang akan tersangkut di dalamnya.
Tujuannya, agar dalam transportasi air
pada tanaman, tidak terjadi gelembung udara, Ini akan berakibat sama dengan
peredaran darah manusia, yakni mematikan. Harapan Karnik, membran ini tidak
hanya akan menyaring gelembung udara, tetapi juga bakteri. Sehingga air minum
yang tercemar bisa dimanfaatkan kembali.
Kemampuan
membran xylem
Tim peneliti membangun saringan dari
sepotong kayu pinus dan selang air. Saat bereksperimen, mereka menuangkan air
yang diberi warna merah ke dalam saringan. Dan cairan yang keluar dari saringan
adalah air yang bersih. Zat pewarna tidak berhasil menembus membran xylem
tersebut.
Tes berikutnya dengan menyertakan
bakteri E-coli. "Uji coba awal kami menunjukkan, 99,99 persen bakteri
berhasil disaring oleh xylem", kata Karnik. Satu saringan semacam itu bisa
menghasilkan hingga empat liter air minum bersih.
Belum
optimal
Menurut WHO, di dunia 1,6 juta orang
meninggal setiap tahunnya karena air minum yang tercemar bakteri. 90 persen
diantaranya adalah anak-anak. Metode yang selama ini digunakan untuk
pembersihan air, seperti misalnya dengan klori, desinfeksi dengan ultra violet
(UV) atau saringan batu bara, punya banyak kendala. Seperti misalnya harga yang
terlalu mahal, kurang efektif untuk jumlah besar, atau memerlukan listrik yang
tidak dimiliki oleh kawasan tertentu.
Tapi masih terlalu dini untuk
membandingkan saringan xylem dengan teknik penyaringan yang sudah beroperasi
sebelumnya. Namun demikian menurut Karnik, saringan ini belum berfungsi lebih
baik dibandingkan teknologi membran modern. Saat ini, Karnik dan timnya masih
menguji kemampuan menyaring dari jenis kayu yang berbeda-beda. Mereka yakin,
beberapa bahkan bisa menyaring bakteri lebih baik dibanding kayu pinus.
Sumber : http://www.dw.de/kayu-jadi-penyelamat-nyawa/a-17662789
Tidak ada komentar:
Posting Komentar